BERITA MERANTI, Selatpanjang - ANGGOTA DPRD dari Komisi III Kepulauan Meranti, Hafizan Abbas anggota DPRD dari komisi III pihaknya tidak mau mendengar adanya satu jenis obat yang digunakan untuk berbagai jenis penyakit. Terkait adanya pasien anak balita yang meninggal akibat diare di Desa Sungai Cina beberapa waktu lalu. Diakui Hafizan, meninggalnya dua balita dan muntah-muntah memang karena penanganan yang lambat. Pernyataan itu disampaikan Hafizah pada acara perencanaan obat terpadu yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti di Selapajang, kemarin. Kepada wartawan dia mengatakan, pelaksanaan perencanaan obat terpadu sangat bagus untuk dilakukan di seluruh Puskesmas yang ada. Selama ini, ada kesan orangtua tidak yakin anaknya bisa sembuh ketika dibawa ke pos kesehatan itu. Kenapa tidak yakin, karena berdasarkan pengalaman mereka, dalam menerima obat tidak sesuai dengan sakti yang dialaminya. Karena barangkali persediaan obat di sana hanya satu jenis saja.
“Kita tidak mau kejadian seperti itu terulang lagi di Meranti. Jika ini terjadi lagi, dinas terkait harus bertanggungjawab,”tegas Hafizan.
Sementara itu, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Masrul Kasmy, saat memberikan arahan pada acara yang sama mengtakan,
Aspek kesehatan bagi masyarakat salah satu faktor penting pada agenda Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti yang mendapat perhatian serius untuk ditingkatkan. Kesehatan masyarakat khususnya di pedesaan, menjadi penting selain kebutuhan lainnya seperti jalan, jembatan, air bersih dan listrik.
Kesiapan para medis dan penyediaan obat-obatan harus segera dirumuskan, agar kebutuhan obat bagi masyarakat melalui Puskesmas dapat terjamin,”ujar Wabup. Dikatakan Masrul, dirinya tidak mau mendengar adanya kekurangan obat maupun kelebihan obat di Puskesmas yang ada. Bagaimana merencanakan penggunaan obat sesuai dengan tren penggunaan obat di masing-masing Puskesmas.
“Kita juga tidak mau mendengar penggunaan obat yang hanya satu macam yang digunakan untuk berbagai penyakit. Hal ini tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat, justru membuat masyarakat tidak percaya kepada para medis. Akibat kurangnya kepercayaan masyarakat jika berobat di Puskesmas, sehingga mereka mencari pengobatan alternative lain,”ujarnya.
Jika ini yang terjadi, fungsi dan peran para medis di Puskesmas menjadi kurang berguna. Inilah salah satu guna dilakukan perencanaan obat terpadu, agar pelayanan kesehatan masyarakat melalui peran Puskesmas dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, Irwan kepada Dumai Pos mengatakan, seluruh pihak Puskesmas dilibatkan termasuk mengundang Amir Azan, Kasi Parmasi Makan dan Minum serta Alkes dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Tujuannya untuk melakukan pendalaman pemakaian obat bagi masyarakat dengan dasar pertimbangan rekam medic, yang dilaporkan secara berkala dan dibahas per triwulan.
Kasi Parmasi Makan dan MinumAmir Azan, pada kesempatan itu juga mengatakan, pelaksanaan perencanaan obat terpadu tersebut dilakukan berdasarkan program Dinas Kesehatan Provinsi yang dilaksnakan setiap tahun. Sebelumnya pihak Dinas Kesehatan Provinsi jug telah mengundang pihak dinas kesehatan kabupaten untuk merumuskan perencanaan obat yang dibutuhkan oleh masing-masing kabupaten.
“Kita juga berharap pada pelaksanaan penggunaan obat di seluruh Puskesmas yang ada agar disesuaikan dengan rekam medic terkait penyakit yang menonjol di daerah tersebut. Kita akan merespon itu sesuai dengan permintaan masing-masing kabupaten,”kata Amir.
Aspek kesehatan bagi masyarakat salah satu faktor penting pada agenda Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti yang mendapat perhatian serius untuk ditingkatkan. Kesehatan masyarakat khususnya di pedesaan, menjadi penting selain kebutuhan lainnya seperti jalan, jembatan, air bersih dan listrik.
Kesiapan para medis dan penyediaan obat-obatan harus segera dirumuskan, agar kebutuhan obat bagi masyarakat melalui Puskesmas dapat terjamin,”ujar Wabup. Dikatakan Masrul, dirinya tidak mau mendengar adanya kekurangan obat maupun kelebihan obat di Puskesmas yang ada. Bagaimana merencanakan penggunaan obat sesuai dengan tren penggunaan obat di masing-masing Puskesmas.
“Kita juga tidak mau mendengar penggunaan obat yang hanya satu macam yang digunakan untuk berbagai penyakit. Hal ini tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat, justru membuat masyarakat tidak percaya kepada para medis. Akibat kurangnya kepercayaan masyarakat jika berobat di Puskesmas, sehingga mereka mencari pengobatan alternative lain,”ujarnya.
Jika ini yang terjadi, fungsi dan peran para medis di Puskesmas menjadi kurang berguna. Inilah salah satu guna dilakukan perencanaan obat terpadu, agar pelayanan kesehatan masyarakat melalui peran Puskesmas dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, Irwan kepada Dumai Pos mengatakan, seluruh pihak Puskesmas dilibatkan termasuk mengundang Amir Azan, Kasi Parmasi Makan dan Minum serta Alkes dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Tujuannya untuk melakukan pendalaman pemakaian obat bagi masyarakat dengan dasar pertimbangan rekam medic, yang dilaporkan secara berkala dan dibahas per triwulan.
Kasi Parmasi Makan dan MinumAmir Azan, pada kesempatan itu juga mengatakan, pelaksanaan perencanaan obat terpadu tersebut dilakukan berdasarkan program Dinas Kesehatan Provinsi yang dilaksnakan setiap tahun. Sebelumnya pihak Dinas Kesehatan Provinsi jug telah mengundang pihak dinas kesehatan kabupaten untuk merumuskan perencanaan obat yang dibutuhkan oleh masing-masing kabupaten.
“Kita juga berharap pada pelaksanaan penggunaan obat di seluruh Puskesmas yang ada agar disesuaikan dengan rekam medic terkait penyakit yang menonjol di daerah tersebut. Kita akan merespon itu sesuai dengan permintaan masing-masing kabupaten,”kata Amir.
Sumber : Dumaipos.com