BERITA MERANTI, Selatpanjang - Rencana konversi minyak tanah ke gas, di Kabupaten Kepulauan Meranti mendapat kuota konversi sebanyak 40.000 Kepala Keluarga (KK). Jumlah tersebut menurut data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kepulauan Meranti, akan terus bertambah seiring dengan verivikasi yang dilakukan. Syamsuar Ramli, Kepala Disperindagkop UKM, kepada Dumai Pos Kamis (12/5) kemarin menjelaskan, program pemerintah tersebut akan terus diterapkan. Terkait upaya peralihan pemakaian minyak tanah ke gas bagi masyarakat, yang selama ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kebutuhan dapur. Khususnya di Meranti selama ini belum berjalan dan masih butuh waktu untuk sosialisasi, ferivikasi dan falidasi data,”kata Syamsuar.
Saat ini, masyarakat kurang berani menggunakan kompor gas ukuran tiga kilo gram, lantaran banyaknya kasus ledakan gas yang merenggut nyawa terjadi di berbagai tempat di Indonesia.”Kita tidak dapat memaksakan hal itu, sebab jika benar terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, tentu kita yang dipersalahkan. Untuk itu selain untuk ferivikasi kita terus berupaya agar memahami cara penggunaan kompor yang aman. Jadi kalaupun ada kasus seperti yang diragukan tersebut, mudah-mudahan di Meranti tidak pernah terjadi ,”sebutnya.
Ditambahkan, sosialisasi dan validisai data bagi masyarakat yang belum menerima difokuskan untuk masyarakat Selatpanjang Kecamatan Tebingtinggi. Sementara, untuk kecamatan lainnya akan dilakukan secara bertahap. Sebab distribusi ke kecamatan yang ada membutuhkan penanganan baru. Mulai dari tempat penjualan isi ulangnya nanti dan barangkali yang turut menjadi pertimbangan mengenai HET-nya.
Alasan kenapa, di Kecamatan Tebing Tinggi diutamakan, kata Kadis, selain berpenduduk padat penggolongan masyarakat yang akan menerima konversi itu juga perlu dilakukan dengan cermat.”Jangan sampai kita salah memberi sebab pada dasarnya pengguna subsidi kompor gas dan gas ukuran 3 kilo gram itu adalah masyarakat menengah ke bawah,” terangnya lagi.
Lebih jauh diutarakan, kuota minyak tanah untuk Meranti memang meningkat saat ini pada hal akan diterapkan konversi minyak ke gas, Syamsuar menyebutkan, jika konversi sudah berjalan kuota minyak tersebut secara otomatis berangsur dikurangi. Hingga program konversi ini benar-benar maksimal maka kuota minyak itu secara signifikan akan dikurangi.
“Kita telah meminta kepada pemerintah pusat agar jangan langsung dilakukan penarikan minyak tanah sebelum konversi ini berjalan sebagaimana mestinya. Pengajuan itu telah diterima oleh pusat. Saat ini sesuai dengan rencana, kita lakukan sosialisasi konversi ini sekaligus kita lakukan pemutahiran data masyarakat yang benar-benar pantas menerima,” paparnya.