Koranriau.com, Jakarta - Dengan alasan untuk keperluan pribadi, empat direktur PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) secara serempak menjual sebagian kepemilikan sahamnya di perusahaan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) itu.
Keempat direktur itu adalah Mery Sofi, Jimmy Tandyo, Suresh Vembu dan Arief Budiman Utomo. Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/8), Mery melepas 400.000 saham atau separuh dari total kepemilikannya di AKRA yang sebanyak 800.000 saham.
Nilai rata-rata penjualan yang dilakukan pada 18 Agustus 2014 itu tercatat Rp 5.025 per saham. Artinya, Mery mengantongi duit Rp 2,01 miliar dari transaksi itu. Sementara Jimmy melepas 553.700 saham AKRA dengan harga rata-rata Rp 5.029,47 per saham.
Dengan demikian, total transaksi yang dilakukan Jimmy adalah Rp 2,78 miliar. Selepas transaksi yang dilakukan pada 18 Agustus 2014 itu, kepemilikan Jimmy di AKRA turun menjadi 8,25 juta saham.
Sementara Suresh menjual 247.500 saham AKRA dengan harga rata-rata senilai Rp 4.877,42 per saham. Nilai transaksi yang dilakukan pada 15 Agustus 2014 itu tercatat Rp 1,21 miliar.
Terakhir, Arief Budiman hanya melepas 89.500 saham AKRA dari total kepemilikannya yang sejumlah 209.500 saham. Harga penjualan rata-rata tercatat Rp 4.881,5 per saham dengan total nilai Rp 436,89 juta.
Transaksi penjualan saham oleh empat direksi ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum AKRA mengumumkan rencana pembagian dividen. Kamis (21/8/2014) kemarin, AKRA mengumumkan rencana untuk menebar dividen senilai Rp 50 per saham untuk tahun buku 2014.
Dividen itu akan dibagikan kepada 3,9 miliar saham AKRA senilai total Rp 195,17 miliar. Suresh Vembu, Direktur AKRA mengatakan, keputusan pembagian dividen tersebut diambil sebagai bentuk penghargaan kepada para pemegang saham.
AKRA memang berkomitmen untuk membagikan dividen minimal 30% dari laba bersih yang diperoleh per tahunnya. "Secara historis, porsi pembagian dividen kami berkisar 30%-39% dari laba bersih," kata Suresh kepada KONTAN, Kamis (21/8/2014).
Hingga semester I 2014, AKRA masih bisa mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 7,1% menjadi Rp 376 miliar dari periode sama 2013 yang Rp 350,9 miliar. Kenaikan tipis laba itu ditopang oleh penjualan AKRA yang tumbuh 6 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 11,26 triliun di Januari-Juni tahun ini.
Bisnis distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menjadi kontributor utama dengan pendapatan senilai Rp 8,89 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 6,9 persen dibandingkan semester I 2013 yang Rp 8,32 triliun.
Bisnis kimia dasar turut menyokong pendapatan AKRA senilai Rp 1,6 triliun, atau tumbuh 5 persen yoy dari sebelumnya yang Rp 1,52 triliun. Sementara kontribusi bisnis lain tercatat turun 1,4 persen yoy menjadi Rp 769 miliar.