RIAUnews, Pekanbaru - Helat akbar pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Main Stadium Riau, Selasa (11/9/12) malam memunculkan sejumlah tanda tanya. Banyak masyarakat berkerut keningnya saat melihat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang langsung hadir membuka iven multiolahraga se-Indoensia 4 tahunan tersebut.
Setidaknya ada dua hal dari kepala negara yang menyisakan misteri selama kurang-lebih 2 jam di stadion yang kini telah menjerat sejumlah wakil rakyat dan pejabat Riau ke kasus pidana korupsi. Pertama wajah presiden yang tak cerah. Muram dan nyaris tak pernah terlihat tersenyum.
Kedua, singkatnya kepala negara menyampaikan amanah dalam pembukaan PON XVIII. Jika Gubernur Riau M Rusli Zainal, selaku tuan rumah berpidato panjang-lebar sekitar 20 menit. Presiden SBY hanya bicara tak lebih dari 7 menit. Singkat.
Muncul sejumlah dugaan penyebab kepala negara terlihat tidak happy Selasa malam tersebut. Sebuah informasi yang diterima riauterkini menyebutkan sepulang dari kunjungan kerja ke Rusia dan langsung ke Pekanbaru, Presiden SBY belum sepenuhnya sehat. Masih perlu istirahat untuk memulihkan stamina. Karena itu, begitu tiba di Pekanbaru pukul 12.30 WIB, presiden langsung ke Hotel Aryaduta dan tidak memiliki agenda lain, kecuali membuka PON pada malam harinya.
Informasi presiden kurang sehat dikuatkan dengan kabar pada Selasa sore kepala negara sempat dibawa ke RSUD Arifin Achmad untuk menjalani cek kesahatan. Seorang pegawai rumah sakit plat merah tersebut, kepada riauterkini memastikan kalau dirinya melihat langsung Presiden SBY berada di RSUD Selasa sore.
Belum ada konfirmasi terkait kondisi kesehatan presiden yang sebenarnya, namun satu hal yang pasti, pada Rabu pagi (12/9/12) Presiden SBY tampil bugar saat datang ke Stadion Universitas Islam Riau (UIR) untuk menyaksikan langsung pertandingan bola voli tim Jawa Timur versus Papua.
Lantas mengapa Presiden SBY tak pernah tersenyum dan sangat singkat perpidato saat pembukaan PON XVIII? Ada yang menduga karena kepala negara kecewa, melihat banyaknya kursi kosong di Main Stadium yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun tersebut.
Berdasarkan pengamatan riauterkini di Main Stadium saat prosesi berlangsung, ada belasan ribu kursi yang kosong-melompong tanpa ada yang menduduki, meskipun Presiden SBY dan rombongan sudah berada di sana hampir satu jam.
Kosongan paling parah terdapat pada tribun penonton di sisi kiri tribun utama, tempat Presiden SBY dan tamu kehormatan duduk. Belasan ribu kursi di sana hanya di isi beberapa penonton. Nyaris semuanya kosong melompong.
Kursi-kursi tersebut mulai terisi, setelah panitia membuat kebijakan baru, yaitu menggratiskan masyarakat untuk masuk Main Stadium. Padahal, sebelumnya masyarakat harus membeli tiket Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta untuk bisa menjadi saksi sejarah, Riau pernah menjadi tuan rumah PON.
Bagi Presiden SBY, membuka PON adalah kali kedua. Setelah sebelumnya PON XVIII di Stadion Palaran, Samarinda Kalimantan Timur tahun 2008 silam. Tetapi sebagai kepala negara, Presiden sudah berulang kali membuka kegiatan mulitolahraga, bahkan yang lebih besar dari PON, seperti saat Sea Games ke-XXVI 2011 di Palembang. Mungkin baru di pembukaan PON XVIII inilah presiden mendapati lokasi pembukaan sepi pengunjung. Situasi inilah yang diduga membuat hati kepala negara kurang bahagia.
Sampai saat ini belum ada konfirmasi pasti mengenai penyebab kepala negara tak memberi sulaspun senyum dan hanya berpidato pendek saat pembukaan PON XVIII. Semoga saja, situasi serupa tak terjadi saat penutupan PON XVIII pada 20 September malam. Semoga PB PON tak lagi mengkomersilkan acara kenegaraan yang sudah didanai anggaran negara.