BERITA MERANTI, Rangsang Barat—Sejak sepekan terakhir, Desa Sungai Cina dan sekitarnya di Kecamatan Rangsang Barat diserang diare. Sejauh ini, dua bayi diketahui meninggal akibat serangan bakteri e coli itu. Sementara puluhan anak muntah-muntah, saat ini mereka tengah diperiksa di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Sungai Cina. Dua bayi meninggal itu, Diana Silviana delapan bulan dan Natan Juniansyah 11 bulan. Keduanya diduga terlambat ditangani petugas kesehatan. Parjan, orang tua Diana Silviana mengaku sebelum menghembuskan nafas terakhir, putrinya selama dua hari terkena diare. Namun sebelumnya pernah terserang penyakit yang sama.
“Saat muntah-muntah, kami langsung membawanya ke bidan desa, setelah dikasih obat, ternyata tubuhnya tidak mau menerima. Semua yang masuk kembali dimuntahkan oleh anak kami, termasuk juga saat minum susu, juga dimuntahkan. Kami sempat membawanya ke Selatpanjang untuk diobati, namun tidak kunjung membaik dan akhirnya, Sabtu (7/5) meninggal dunia,” ungkap Parjan sedih menceritakan kronologis kepada Dumai Pos, Senin (9/5).
Hanati, nenek Natan Juniansyah, menceritakan penyakit diare yang dialami cucunya terjadi Selasa (3/5). Selanjutnya, orang tua dan keluarga membawa bayi itu ke salah satu pengobatan alternatif, sebelum membawanya ke bidan Desa.
“Saat kena, kami langsung meminta air lam (air dari pengobatan alternatif, red). Setelah langsung muntah-muntah. Kemudian kami langsung bawa ke bidan desa. Namun tidak tertolong lagi, akhirnya meninggal,” katanya didampingi ayah dan ibu sang bayi, Rusli Maini dan Erniza.
Sementara di Pokesdes, salah satu orang tua, Kati didapati membawa anaknya, Dian Ferdi untuk berobat akibat terserang diare menyebutkan, buah hatinya terjangkit diare sejak Kamis (5/5). Setelah diketahui terserang penyakit mematikan itu, dia langsung membawanya ketempat pengobatan alternatif.
“Setelah muntah-muntah, kami langsung membawanya ke dukun kampung. Namun saat ini, kami membawanya ke Poskesdes ini agar mendapatkan pengobatan maksimal dan menghindari terjadinya kemungkinan buruk terjadi,” kata Kati.
Menykapi serangan diare ini, Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau turun ke lokasi untuk membantu proses penanggulangan diare yang menyerang Desa Sungai Cina sekitarnya termasuk juga Diskes Kepulauan Meranti sendiri.
“Kita akan cari penyebab terjadinya diare di sini. Walau pun kita tahu penyebab utamanya adalah air. Kita juga telah mengambil sampel air yang digunakan masyarakat. Diare, sampai terjadi korban meninggal itu, dikarenakan korban sudah sampai shok dan tidak terselamatkan lagi, karena terlambat dari sisi penanganan,” ungkap Fedli Aji, salah seorang anggota Tim Diskes Provinsi Riau yang turun ke Meranti.
Lebih jauh, lanjut Fedli, penanganan sementara, selain diberikan obat mereka juga mensosialisasikan serta memberikan campuran untuk diberikan kepada air yang digunakan masyarakat agar tidakbermunculan lagi korban-korban lanjutan.
“Yang sudah masuk dan ditangani sekitar 20 lebih penderita. Nantinya, kita akan berikan kepada masyarakat kaporit untuk dicampurkan ke air yang akan digunakan setiap hari. Namun dengan takaran yang sesuai dan menurut aturan. Karena jika offer bisa menjadi menjadi racun. Sedangkan air tersebut hanya boleh untuk mencuci saja, tidak untuk diminum,”terangnya.
Mendengar persoalan itu, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Masrul Kasmy MSi, Senin (9/5) melakukan pengecekan dan melihat kondisi di lapangan, dia sempat mengunjungi seluruh keluarga bayi yang menjadi korban dari ganasnya penyakit diare itu.
Wabup sempat melihat kondisi sumur yang menjadi indikasi penyebab anak-anak terjangkit diare dan masyarakat yang berobat di Poskesdes.
Masrul juga menanyakan sejauh ini perkembangan-perkembangan yang terjadi disana. termasuk melakukan konsultasi kepada tim dari Diskes Provinsi terkait penyebab, indikasi dan pencegahan, termasuk penanganan sementara.
“Mendapati itu, kita langsung perintahkan kepada Camat Rangsang Barat agar lebih pro aktif dalam melakukan penanganan serta dapat membantu tim dari Diskes Provinsi Riau. Kondisi ini merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, kita juga akan share dengan Provinsi untuk segera menangani kondisi ini segera,” kata Masrul.