BERITA MERANTI, Beograd — Partai oposisi yang paling berpengaruh di Serbia akan melakukan unjuk rasa antipemerintah, Sabtu (16/4/2011), dengan harapan dapat memaksa pemerintah menyelenggarakan pemilu sebelum 2012.
Koalisi pro-Uni Eropa (UE) memerintah Serbia sejak 2006. Namun kesulitan ekonomi yang terus terjadi dan frustrasi dengan lambatnya integrasi pada UE menyebabkan banyak orang kecewa.
Pada Februari, sekitar 70.000 orang berunjuk rasa secara damai di tengah kota Beograd untuk mendukung Partai Progresif Serbia (SPP) yang konservatif dan sekutu-sekutunya. Pemimpinnya, Tomislav Nikolic, mengatakan, unjuk rasa terbaru ini bahkan lebih besar.
"Apabila kami selesai besok, (Presiden Boris) Tadic tidak akan memiliki opsi selain menyelenggarakan pemilu yang dipercepat. Keangkuhannya akan sirna begitu juga masa depan politiknya," kata Nikolic.
Tadic, yang bertemu dengan Nikolic, Kamis, mengatakan, tidak mungkin untuk menetapkan tanggal pemilu sebelum Serbia mendapat status kandidat bagi keanggotaan UE, yang diusahakannya tahun 2010. Ia juga menegaskan, partai Nikolic siap bagi aksi kekerasan. "Ultimatum-ultimatum, ancaman-ancaman, dan spekulasi-spekulasi tentang tanggal pemilu itu sama sekali tidak pantas," kata kantor Tadic dalam satu pernyataan.
"Saya mengerti ketidaksabaran dan kegelisahan dari sejumlah partai oposisi, tetapi Serbia memerlukan stabilitas...bukannya ketidakstabilan dan ancaman-ancaman terbuka aksi kekerasan," kata Tadic yang juga ketua Partai Demokrat yang berkuasa.
Setelah terjadi pemogokan selama beberapa bulan di sektor publik yang mempekerjakan 500.000 orang, pemerintah setuju menaikkan gaji dan pensiun 5,5 persen dalam triwulan pertama tahun 2010. Nikolic mengatakan, partainya yang memimpin aliansi dari beberapa partai lebih kecil menurut rencana akan ikut serta dalam unjuk rasa itu, menuntut pemilu dipercepat, kenaikan gaji, dan tindakan keras terhadap korupsi dan reformasi pro-Eropa.
"Tadic secara terbuka mengancam ia akan mengumumkan kami musuh negara jika Serbia kalah dalam pencalonannya bagi keanggotaan Uni Eropa karena kita. Kami dimotivasi oleh kepentingan Serbia dan posisi internasional ke depan," kata Nikolic.
"Masalah penting adalah bahwa rakyat kurang dan tidak percaya kepada partai-partai yang kini memerintah karena dianggap tidak satu partai pun bebas dari korupsi, kejahatan yang terorganisasi dan nepotisme," kata Milan Karagaca, seorang pengamat dari kelompok Gerakan Eropa yang berpusat di Beograd.