 |
| Andi Malarangeng |
BERITA MERANTI – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menangkap Sekretaris Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam terkait dugaan kasus suap pengadaan Wisma Atlet di Sumatra Selatan. Dalam proyek senilai Rp200 miliar tersebut Wafif diduga menerima suap hingga Rp2 miliar.
Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Junto meyakini kasus tersebut murni ‘dimainkan’ oleh Wafid sebagai sekretaris. Namun, kata dia, sebagai pimpinan, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng tentu mengetahui secara persis seluk beluk proyek tersebut dan layak diperiksa.
“Ini bisa dua modelnya politik atas nama atau memang ada keterlibatan petinggi di atas sekretaris, ujarnya kepada wartawan di Depok, “Tapi saya menduga ini sekretaris yang bermain, saya pikir KPK bisa periksa juga Pak Andi Malarangeng, untuk mengetahui sebenarnya proyek pembangunan wisma di Palembang ini, kapasitas sebagai saksi untuk memperjelas ada tidaknya soal keterlibatan, darimana proyek ini berasal.”
Emerson mengatakan seharusnya pemerintah melihat urgensi dari pembangunan wisma tersebut terutama setelah Sea Games usai. Bisa jadi, lanjutnya, proyek tersebut justru akan mubazir.
“Pos wisma belum tentu dibutuhkan, bisa saja dimasukkan ke hotel terdekat, karena kita bicara daya guna, mubazir nggak nantinya pasca Sea Games, akan lebih efektif kalau di hotel-hotel terdekat yang cukup layak,” tegasnya.
Selain itu, Emerson menduga praktek suap dan korupsi pemerintah dalam setiap proyek pengadaan barang dan jasa sudah lazim dan biasa terjadi. Hal itu guna memuluskan proyek tersebut antara pemerintah dengan pengusaha dengan menerima uang pelicin.
“Proyeknya kan Rp 200 miliar, ini cuma 1 persen, saya khawatir ini fenomena lazim, yang ecek-ecek saja Rp2 miliar apalagi lebih besar, ini fenomena seringkali ditemui pengadaan jasa barang pembangunan fisik, persentase uang suap 1 sampai 10 persen,” tandasnya.
