Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Afidah, Wisudawati Terbaik Bermodal Tekad dan Niat

Sulthan
Wednesday, 28 January 2015, 1/28/2015 WIB Last Updated 2015-01-29T06:56:19Z
Koranriau, Semarang - Wilayah Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ternyata tak hanya menelurkan seorang Raeni (21) sebagai salah satu mahasiswa teladan di kampus Universitas Negeri Semarang, pertengahan 2014 lalu. Di Kampus Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Kamis (29/1/2015), salah satu gadis asal daerah tersebut bernama Siti Afidah (22) juga menyabet gelar menawan.

Ya, sarjana terbaik di fakultasnya tempat ia menimba ilmu. Afidah, warga asli Desa Brangsong 12/05 Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal ini, mulai menginjak bangku kuliah sejak tahun 2010 di jurusan Muamalah, Fakultas Syariah.

Gadis 22 tahun itu beruntung bisa masuk di kampus tersebut, lantaran dibantu pemerintah melalui program Bidik Misi, hingga lulus dengan predikat cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif 3,84.

Saat awal kuliah, Afidah mengaku hanya punya bekal keyakinan dan tekad yang kuat untuk bisa melanjutkan sekolah. Jalan untuk belajar pun rela ditempuh berliku. Saat beasiswa tak kunjung turun, dia rela mencari penghasilan lain dengan mengajar anak-anak kecil di tempatnya tinggal.

Upah sebagai guru les privat sedikit demi sedikit dikumpulkan untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Hal demikian dilakukannya lantaran dia tak lagi bisa mengandalkan sokongan uang dari orangtuanya.

Kedua orangtuanya, Baidhowi dan Aminah bekerja sebagai buruh tani serabutan. Penghasilan ayahnya sangat kecil, per hari mendapat Rp 35.000 dari kerja di sawah. Meski hidup dalam kondisi demikian, kekuatan tekat dan semangat memaksanya agar kantongnya tetap terisi.

“Saya hanya bisa syukur, bisa diberikan jalan untuk kuliah ini. Kalau ada tekad untuk sekolah lagi, pasti akan ada jalannya. Yakin saja,” ujar Afidah, di sela-sela mengikuti upacara wisuda di kampusnya, siang tadi.

Tekat yang kuat itulah, ujar Afidah, menjadi modal untuknya berani bertaruh melanjutkan kuliah. Kekurangan dana tak menjadi penghalang tidak belajar. “Kalau memang ingin belajar, niat dan tekadnya harus ada. Pasti nanti ada jalannya,” seru alumnus Madrasah Aliyah Negeri Kendal ini.

Selain sebagai mahasiswa teladan, Afidah saat ini tinggal di sebuah pesantren di Mijen, Kota Semarang. Di sanalah, sembari kuliah dia menghabiskan waktu mengajar anak, hingga menghafal Al-Qur’an.

Kebiasaan mengajar dan mengaji dinilai mampu mempercepat cara belajar. Dia pun meyakini, selama pikiran baik, mampu menjalani proses tirakat, maka belajar sesuatu akan lebih mudah. Hal itulah yang selalu ia dipraktekkannya sehari-hari.

Wisuda bersama-sama dengan 1.163 sarjana di kampus UIN itu dijadikan bekal untuk melangkah lebih jauh. “Nanti saya punya cita-cita untuk bisa lanjut kuliah lagi, melanjutkan S2. Semoga nanti masih ada jalannya, Yang 'di atas' memberi jalan,” papar dia.

Orangtua Afidah, Baidhowi dan Aminah pun bangga dengan prestasi putrinya. Selama ini, anak pertama mereka tidak pernah mengeluh kekurangan uang. Beasiswa Bidik Misi mem-backup sebagian kebutuhan hidupnya. Ketika kurang, Afidah pun tidak pernah meminta lagi ke orangtuanya.

Keduanya pun mengaku langsung menangis mengetahui sang anak menjadi salah satu mahasiswa terbaik. Afidah tak memberi kejutan kepada orang tuanya tentang prestasinya itu. “Saya tadi lihat di layar, kok yang maju Afidah. Tak lihat, lho itu kan anak saya. Saat itu saya langsung ngrembes (menangis), ngucap syukur pada yang di atas. Anak saya tak bilang jadi terbaik, dia hanya bilang wisuda saja,” kata Baidhowi.

Baidhowi pun terlihat semringah melihat anaknya berprestasi. Keluarga besarnya dari Kendal pun diajak untuk menonton proses wisuda Afidah.
Komentar

Tampilkan

  • Afidah, Wisudawati Terbaik Bermodal Tekad dan Niat
  • 0

Terkini

Topik Populer