Din Syamsuddin, salah satu tokoh agama |
BERITA MERANTI, Yogyakarta — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pemerintah harus bertindak tegas membebaskan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia sejak 16 Maret. Langkah negosiasi yang saat ini ditempuh dinilai akan memicu kejahatan serupa terulang lagi.
"Jangan bernegosiasi. Sekali bernegosiasi, tindakan kejahatan para perompak tidak akan sirna dan terus-menerus akan diulangi," kata Din, Selasa (19/4/2011), disela peluncuran Shodaqoh Sampah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Din menilai, hingga saat ini pemerintah belum melakukan tindakan tegas dan konkret untuk membebaskan 20 ABK tersebut. "Kami melihat belum ada langkah-langkah konkret dari pemerintah. Selama ini pemerintah hanya memberitahukan bahwa kondisi 20 ABK baik-baik saja. Itu tidak cukup, bisa saja hari ini keadaan
mereka baik, tetapi tidak untuk hari-hari besok," ucapnya.Menurut Din, Pemerintah Indonesia harus belajar dari pengalaman negara lain dalam menyelamatkan warga negaranya dari ancaman perompak Somalia. Langkah operasi militer harus segera dilakukan tanpa mengorbankan jiwa para ABK yang disandera para perompak.
Sementara itu, kemarin, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, negosiasi antara pemilik kapal MV Sinar Kudus dan perompak di Somalia yang menawan 20 anak buah kapal asal Indonesia telah sampai pada proses jumlah uang tebusan. Terkait nominalnya, Djoko enggan mengungkapkannya.
"Begini, mengenai jumlahnya, kalau saya bilang jumlahnya 'X', nanti dibilang terlalu besar. Ada yang bilang terlalu kecil. Ini pasti menimbulkan polemik. Nanti saja kalau masalah ini sudah selesai. Yang penting semua kru kapal selamat, bisa dibawa pulang. Manusia itu tidak bisa dinilai dengan uang. Prioritas utama kami adalah keselamatan awak, sesuai dengan direktif Presiden," kata Djoko di sela-sela rapat kerja mengenai Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (18/4/2011).
Djoko mengakui, proses negosiasi antara pemilik kapal dan perompak memang sangat memakan waktu. "Ini kan tidak mudah. Tidak (seperti) mengirim barang ke Jawa Timur. Ke Somalia itu kita berhubungan dengan siapa, mekanismenya bagaimana, delivery-nya bagaimana," kata Djoko.