Sel Kanker |
Koranriau.com, Health - kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal, menyerang jaringan biologis di dekatnya dan bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak.
Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi.
Peneliti Amerika Serikat mengatakan puasa bisa menjadi senjata khusus
untuk mengobati kanker. Puasa bisa menjadi alternatif dari terapi kanker
kemoterapi.
Studi yang dilakukan Valter Longo, peneliti Universitas Southern
California, AS, berserta timnya menunjukkan kombinasi obat rendah racun
dan puasa bisa menjadi alternatif sebagai kemoterapi.
Sebagaimana diketahui, kemoterapi kerap digunakan untuk mengobati
kanker pada tubuh manusia. Sayangnya, opsi ini masih terbilang mahal dan
rawan dengan efek samping.
"Seperti setiap sel lainnya, sel kanker membutuhkan energi untuk
bertahan hidup dan terus berkembang. Tapi, sel kanker yang cukup
fleksibel, memberitahu kepada kita bagaimana menargetkan mereka," ujar
peneliti dikutip Machinelikeus, Selasa 31 Maret 2015.
Kesimpulan peneliti itu muncul setelah menjalankan percobaan pada tikus. Dalam rangkaian studi baru pada tikus menunjukkan kombinasi puasa dengan obat rendah racun bisa membunuh sel kanker paru-paru, kanker payudara maupun kanker usus besar.
Peneliti mengatakan sel kanker pada dasarnya sangat bergantung pada glukosa dari makanan untuk menghasilkan energi. Nah, dengan memotong pasokan glukosa maka membuat sel kanker bisa terganggu.
Dikatakan, jika kehilangan glukosa, maka sel kanker akan mengandalkan cadangan darurat mereka untuk memompa energi. Cadangan itu memanfaatkan sejenis enzim yang disebut kinase, untuk melanjutkan pertumbuhan sel.
Tim Longo mengatakan dengan skema pergeseran metabolisme ini, menyebabkan sel kanker menghasilkan radikal bebas racun, yang akhirnya membunuh sel kanker. Jalur darurat kinase juga terblokir oleh penghambat kinase.
Meskipun mekanisme penghambat kinase telah disetujui sebagai pengobatan kanker oleh Badan Obat dan Makanan AS, tapi skema ini masih menimbulkan risiko, yakni masih berpotensi menjadi racun bagi banyak jenis sel. Untuk itulah, peneliti memandang penting puasa sebagai pelengkap pengobatan kanker.
"Meski jauh kurang beracun dari kemoterapi, penghambat kinase masih beracun bagi banyak jenis sel. Puasa membuat ini jadi lebih efektif. Pasien harus menggunakan sedikit waktu untuk mencapai hasil yang sama," ujar tim peneliti.
Peneliti mengakui memang belum mengujinya pada manusia, tapi mereka yakin skema ini potensial. Uji klinis pada manusia di AS dan Eropa sudah mempelajari efektivitas dan keamanan strategi yang diusung tim Longo.
Peneliti menambahkan jika terbukti pada manusia, kombinasi puasa dengan obat rendah racun bisa menjadi strategi panjang mengobati kanker.
"Kami mengantisipasi puasa akan mengurangi tingkat racun pada penghambat kinase, seperti penghambat ini mengurangi efek kemoterapi pada sel normal," kata peneliti.
Hasil studi ini telah diterbitkan pada jurnal Oncotarget pada 30 Maret. Penelitian ini bagian kerjasama multinasional yang melibatkan Laboratorium Alessio Nencioci, Universitas Genova dan Lizzia Raffaghello, G. Gaslini Institute, Italia.
Kesimpulan peneliti itu muncul setelah menjalankan percobaan pada tikus. Dalam rangkaian studi baru pada tikus menunjukkan kombinasi puasa dengan obat rendah racun bisa membunuh sel kanker paru-paru, kanker payudara maupun kanker usus besar.
Peneliti mengatakan sel kanker pada dasarnya sangat bergantung pada glukosa dari makanan untuk menghasilkan energi. Nah, dengan memotong pasokan glukosa maka membuat sel kanker bisa terganggu.
Dikatakan, jika kehilangan glukosa, maka sel kanker akan mengandalkan cadangan darurat mereka untuk memompa energi. Cadangan itu memanfaatkan sejenis enzim yang disebut kinase, untuk melanjutkan pertumbuhan sel.
Tim Longo mengatakan dengan skema pergeseran metabolisme ini, menyebabkan sel kanker menghasilkan radikal bebas racun, yang akhirnya membunuh sel kanker. Jalur darurat kinase juga terblokir oleh penghambat kinase.
Meskipun mekanisme penghambat kinase telah disetujui sebagai pengobatan kanker oleh Badan Obat dan Makanan AS, tapi skema ini masih menimbulkan risiko, yakni masih berpotensi menjadi racun bagi banyak jenis sel. Untuk itulah, peneliti memandang penting puasa sebagai pelengkap pengobatan kanker.
"Meski jauh kurang beracun dari kemoterapi, penghambat kinase masih beracun bagi banyak jenis sel. Puasa membuat ini jadi lebih efektif. Pasien harus menggunakan sedikit waktu untuk mencapai hasil yang sama," ujar tim peneliti.
Peneliti mengakui memang belum mengujinya pada manusia, tapi mereka yakin skema ini potensial. Uji klinis pada manusia di AS dan Eropa sudah mempelajari efektivitas dan keamanan strategi yang diusung tim Longo.
Peneliti menambahkan jika terbukti pada manusia, kombinasi puasa dengan obat rendah racun bisa menjadi strategi panjang mengobati kanker.
"Kami mengantisipasi puasa akan mengurangi tingkat racun pada penghambat kinase, seperti penghambat ini mengurangi efek kemoterapi pada sel normal," kata peneliti.
Hasil studi ini telah diterbitkan pada jurnal Oncotarget pada 30 Maret. Penelitian ini bagian kerjasama multinasional yang melibatkan Laboratorium Alessio Nencioci, Universitas Genova dan Lizzia Raffaghello, G. Gaslini Institute, Italia.