Koranriau.com, Health - Satu hal yang dapat memotivasi kita untuk terus berusaha mencari
kesembuhan, adalah adanya jaminan dari Allah
Ta’ala bahwa seluruh
penyakit yang menimpa seorang hamba pasti ada obatnya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
“ Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut ” (H.R. Bukhari)
Biji Ruellia Tuberosa |
Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh jenis penyakit, memiliki obat yang
dapat digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, ataupun untuk meringankan
penyakit tersebut. Hadits ini juga mengandung dorongan untuk mempelajari
pengobatan penyakit-penyakit badan sebagaimana kita mempelajari obat
untuk penyakit-penyakit hati. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan
kepada kita bahwa seluruh jenis penyakit memiliki obat, sehingga kita
hendaknya berusaha mempelajari dan kemudian mempraktikkannya.
Siapa
yang tidak kenal penyakit diabetes mellitus? Penyakit yang sudah awam
diderita oleh masyarakat berusia 40 keatas dari ekonomi menengah ke atas
ini sudah sangat familiar di masyarakat. Sehingga tak heran banyak juga
yang mengatakan kalau penyakit ini merupakan penyakitnya orang-orang
kaya. Hal itu memang ada benarnya, jika kita melihat gaya hidup orang
berekonomi menengah keatas yang terlalu sibuk untuk mengikuti gaya hidup
sehat. Sehingga semboyan 3F (fair, fat, and forty) menjadi sangat lumrah.
Karena
kompleksitas yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes mellitus,
penanganan akan penyakit ini lumayan susah. Salah satu cara agar bisa
sembuh dari penyakit ini adalah dengan terapi insulin. Sayangnya, satu
botol suntik insulin harganya bisa mencapai Rp. 150.000 lebih. Harga
sebesar ini cukup mahal, apalagi jika harus ditanggung oleh penderita
yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Belum lagi penanganan diet
makanan dan keperluan lain untuk menjaga kadar gula darah tetap turun.
Bunga Ruellia Tuberosa |
Belum
lagi dampak yang ditimbulkan dari penyakit yang juga dikenal sebagai
kencing manis ini. Diabetes ini berbahaya jika bertahan lama dikarenakan
komplikasinya yang potensial. Di seluruh dunia, diabetes adalah
penyebab utama kebutaan, sakit ginjal, amputasi kaki, dan masalah serius
lainnya (Johnson, 1998).
Cara
lain yang bisa ditempuh adalah dengan menggunakan obat alternatif yang
berasal dari tumbuhan. Indonesia terkenal dengan berbagai macam tumbuhan
yang bisa digunakan sebagai obat-obatan. Dengan penelitian yang
intensif dan tepat, aka nada banyak obat alternative tersedia secara
murah dan teruji untuk digunakan masyarakat. Salah satunya adalah
tumbuhan plethekan atau nama iliahnya Ruellia tuberosa L.
L atau plethekan termasuk famili Acantacheae.
Habitus berupa terna, merupakan tumbuhan musiman yang dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 0,4m hingga 0,9 m. Batang tumbuhan ini
berdiri tegak dengan pangkal sedikit berbaring, bersegi, massif, serta
hijau. Daun berbentuk solet, ujung membulat, pangkal runcing, tepi
bergigi yang memiliki panjang mencapai 6-18 cm, lebar 3-9cm yang
tersusun secara bersilang berhadapan dan tulang daun menyirip. Bunga
majemuknya berwarna ungu diketiak daun dengan dasar mahkota membentuk
tabung. Buah matang, dalam polong dengan 7 - 8 biji masing-masing,
meledak terbuka dengan keras, ketika mereka basah dan biji hitam
melompatinya pergi. (Usman, 2009).
Dalam pengobatan tradisional, Ruellia tuberosa
L telah digunakan sebagai diuretic, anti-diabetes, antipyretic,
analgesic, antihypertensive, serta antidotal agen. (Ullah, 2012) .
Daun dan akar tumbuhan pletekan (Ruellia tuberose L)
mengandung saponin. Saponin merupakan kelompok senyawa dalam bentuk
glikosida terpenoid atau steroid. Pembentukan busa yang mantap sewaktu
mengekstrasi tumbuhan atau waktu memekatnya ekstrak tumbuhan merupakan
bukti adanya saponin. Disamping itu, daunnya juga mengandung polifenol
dan akarnya mengandung flavonoida. Ekstrak Ruellia tuberose L
dapat berperan sebagai hydrogen atau electron donor dan bereaksi dengan
radikal bebas, mengubahnya kedalam produk yang lebih stabil sehingga
mampu menghentikan reaksi rantai radikal tersebut. Aktivitas antioksidan
dari Ruellia tuberose L merupakan sumber alami phenolic antioksidan untuk antioksidan nutraceutical. Sehingga, Ruellia tuberosa
L dapat dikembangkan sebagai antioksidan yang efektif untuk melawan
beberapa penyakit degenerasi oksidatif seperti kanker ataupun penyakit
liver yang merupakan pemicu timbulnya diabetes mellitus.
Berikut ini cara mengolah tanaman ini:
1. Sediakan Wadah yang biasa dibuat mie instant, lebih bagus jika memakai wadah yang terbuat dari tanah liat atau wadah masak buatan cina yang biasnya memiliki motif gambar bunga-bunganya.
2. Daun-daun Ruellia Tuberosa yang sudah dicabut.
3. Air matang atau air bersih. Dosis secukupnya saja, segelas besar.
4. Daun-daunnya harus cukup untuk menutupi permukaan wadah. Jadi daun yang diperlukan cukup banyak.
1. Sediakan Wadah yang biasa dibuat mie instant, lebih bagus jika memakai wadah yang terbuat dari tanah liat atau wadah masak buatan cina yang biasnya memiliki motif gambar bunga-bunganya.
2. Daun-daun Ruellia Tuberosa yang sudah dicabut.
3. Air matang atau air bersih. Dosis secukupnya saja, segelas besar.
4. Daun-daunnya harus cukup untuk menutupi permukaan wadah. Jadi daun yang diperlukan cukup banyak.
Proses pembuatan:
1. Cabut daun-daun Ruellia Tuberosa.
1. Cabut daun-daun Ruellia Tuberosa.
2. Cuci daunnya dengan air bersih.
3. Rebus daun-daun yang sudah dicuci tadi.
4. Waktu airnya sudah mendidih, matikan api.
5. Saring airnya, jangan diminum bersama daun-daunnya.
6. Air yang diminum itu segelas besar saja.
7. Daunnya dibuang.
Catatan: Yang di rebus itu daunnya, bukan bijinya.
Air ini diminum di pagi hari setelah sarapan, dan sebelum Maghrib, dua kali sehari.