Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

“Raja Tega” Tewas Diterjang Peluru

Sulthan
Tuesday, 9 December 2014, 12/09/2014 WIB Last Updated 2014-12-09T18:40:35Z
Koranriau.com, Pekanbaru - Edi Palembang, tiba-tiba saja menjadi terkenal di Pekanbaru, setelah aksi-aksi nekatnya membuat cemas warga di ibukota Provinsi Riau ini. Meski memiliki keberanian merampok bahkan sampai tak segan-segan menembak orang yang menghalanginya hingga digelari ''raja tega'', ternyata Edi sebelumnya berprofesi sebagai sopir oplet.

Terungkapnya profesi sebenarnya Edi Palembang yang bernama lengkap Arkardinata diketahui setelah pihak kepolisian menginterogasi teman Edi Palembang yang kini diamankan pihak kepolisian bernama Farhan.


Menurut Farhan, sebelum terlibat dalam beberapa aksi perampokan, Edi adalah seorang sopir di Pekanbaru. Namun Farhan tak menjelaskan oplet jurusan mana.


''Ternyata dulunya si Edi Palembang alias Dina, seorang sopir oplet. Yang mengatakan Edi Palembang sopir itu Farhan saat dilakukan pemeriksaan,'' ujar Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan SH SSos MH melalui Kasat Reskrim Kompol Hariwiyawan Harun SIK MIK di ruang kerjanya, Rabu (3/12/2014) siang.


Pada pemeriksaan itu, Farhan juga mengungkapkan bahwa Edi Palembang pasca menembak polisi, Brip Harianto Bahari, sempat ingin menjadi normal dengan bekerja. ''Kalau dari keterangan atau hasil pemeriksaan si Farhan, Edi Palembang, minta carikan pekerjaan," terang Kasat.


Farhan dan Edi Palembang bertemu di Lampung, sebelum peristiwa penyergapan yang terjadi di Kembangan Jakarta Barat, "Karena mau minta pekerjaan, Farhan lalu membawa Edi Palembang ke Jakarta. Katanya ingin bekerja di Jakarta," tutupnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, Akral Dinata alias Dina alias Edi Palembang, tersangka perampokan yang menembak mati seorang anggota Polsekta Senapelan, Bripka Harianto Bahari, berhasil disergap polisi, Senin (1/12/2014) pukul 04.00 WIB dinihari tadi, di Jakarta Barat.


Dalam penyergapan, Edi akhirnya tewas setelah baku-tembak dengan polisi. Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo membenarkan informasi tersebut. "Iya, dinihari tadi," katanya.


Guntur menambahkan, dalam penyergapan yang melibatkan tim gabungan Polda Riau dan Polresta Pekanbaru itu, pelaku sempat melakukan perlawanan dengan 'menghujani' polisi tembakan. Polisi yang tidak ingin lagi buruannya ini kabur, juga membalas dengan tembakan.


"Sempat terjadi kontak senjata beberapa saat. Hingga akhirnya, pelaku tewas di tempat setelah tertembus peluru," ulasnya.


Guntur mengakui, sejak kabur usai peristiwa penembakan anggota polisi Harianto Bahari beberapa waktu lalu, pihaknya terus melakukan pengejaran. Hingga akhirnya, diketahui tempat persembunyian Edi tersebut.


Seperti diketahui, Bripka Harianto Bahari tewas ditembak di bagian dada kiri saat melakukan penyergapan terhadap buronan kasus perampokan, Edi Palembang Cs, Minggu (9/11/2014) petang, di Jalan Kulim, Pekanbaru. Nyawa Harianto tidak tertolong, saat dilarikan ke Rumah Sakit Tentara di Jalan Kesehatan.


Jejak Hidup

Nama Edi Palembang tidak asing di dunia kriminal. Ia beraksi di sejumlah provinsi. 'Karier'-nya terhenti setelah ditembak mati polisi di Jakarta.

Penembakan mati Edi disampaikan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, Senin (1/12/2014). Edi disergap di Kembangan, Jakarta Barat, pada pukul 04.00 WIB. Turut disita sepucuk revolver, 6 butir peluru, 5 ponsel, dan 2 dompet.

Berdasarkan data Polda Riau, Edi bernama asli Arkardinata alias Riki alias Dina. Usianya 38 tahun. Terakhir ia dipenjara di LP Jambi dan berhasil kabur. Ia juga pernah ditahan polisi, dan lagi-lagi berhasil kabur.

Meski ada embel-embel 'Palembang', Edi bukan berasal dari Palembang Sumatera Selatan. Ia justru berasal dari Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Di sana, ia juga jadi DPO.

Tak tertutup kemungkinan, Edi terlibat dalam perampokan Bank CIMB di Medan Sumatera utara untuk membiayai aksi terorisme di Poso. Selain Edi, pelaku lainnya sudah ditangkap dan kini berada di bui.

Edi diidentifikasi sebagai bagian dari sindikat perampokan lintas provinsi, terutama Jawa dan Sumatera. Saat persembunyiannya di Senapelan, Pekanbaru, Riau, digerebek, Minggu (9/11/2014) lalu, ia berhasil lolos dan menembak mati anggota Polsek Senapelan Bripka Harianto Bahari. Sedangkan 2 temannya ditangkap polisi.

Licin bak belut, akhirnya jejak Edi terendus di Jakarta Barat. Polda Riau dan Jatanras Polda Metro Jaya menyergap hari ini. "Melihat pengalaman sebelumnya di mana tersangka selalu melakukan penembakan terlebih dahulu, maka dengan sangat terpaksa dilakukan penembakan dan akhirnya tersangka tewas," kata AKBP Guntur kepada detikcom.

Dua teman Edi diamankan. Dari hasil identifikasi, keduanya berinisial BS yang berasal dari Padang dan FW (Lampung). "Mereka ini komplotan perampok bersenjata lintas provinsi," ungkap AKBP Guntur.


Sempat Terjadi Baku Tembak

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Riau, Kombes Pol Arif Rahman Hakim mengemukakan, perjalanan kelam Edi Palembang berakhir setelah personel polisi menguntitnya.

"Pelaku kami kepung lalu terjadi kontak senjata beberapa menit, EP sempat tertembus peluru, dan tewas di lokasi penyergapan," kata Arif.

Edi Palembang dikenal gesit. Ia beberapa berhasil lolos dari sergapan polisi. Ia pernah mengelabui polisi saat beraada di Sarolangun, Jambi.  Perampok yang berjuluk si raja tega itu juga lolos dari sergapan Polda Riau pada bulan lalu.

Bahkan, Edi sempat menembak mati Opsnal Reskrim Polsek Senapelan, Bripka Harianto Bahri, di Senapelan, Pekanbaru, sekitar pukul 16.30, Minggu (9/11) lalu. Bripka Harianto yang menderita luka tembak di bagian dada sebelah kiri, mengembuskan napas terakhir ketika dilarikan ke RS Polri.

Penembakan diduga dilakukan dengan senjata api jenis Rugermini yang dimodifikasi. "Mereka berlima melawan dan terjadi kontak senjata. Dia berhasil kabur," ucap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Hariwiyawan.

Polisi pun tak ingin patah arang. Perburuan berlanjut hingga diketahui jejak Edi berada di kawasan rumah kumuh di Jakarta. Polda Riau lalu berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Sebanyak 25 personel gabungan dua polda ini datang ke persembunyian Edi cs di Kembangan, Jakarta Barat.

"Edi ini nekat main tembak-tembakan dengan kita. Makanya seluruh tim yang menggunakan rompi anti peluru. Kita tak mau ambil risiko," tutur Kompol Hari.
Dua teman Edi Budi Suman (BS) dan Farhan Wijaya (FW). berhasil dibekuk tanpa perlawanan. Namun, Edi berbeda. Ia memilih meladeni polisi dengan menggunakan revolver rakitan. Sebelum Edi beraksi, polisi memilih menembaknya. Ia pun tewas di kloset kamar mandi.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyebut, jasad Edi sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk divisum.

Petualangan Akrardinata alias Dina alias Edi Palembang (EP) berakhir sudah. Buronan keji ini tewas setelah dihujani peluru aparat kepolisian, Senin pagi (1/12). Edi tewas setelah polisi menggelar operasi bersama di sebuah rumah kontrakan milik Mukmun.

Pria berusia 50 tahun itu menyewakan rumahnya kepada Bj alias Bujang. Bujang merupakan rekan Edi selama masa pengejaran tiga polda, yakni Polda Jambi, Polda Riau dan Polda Sumatera Barat. "Dia tewasnya di sini, di atas kloset kamar mandi belakang," kata Makmun kepada Tribun di Jakarta.

Tiada bercak darah di lokasi tewasnya Edi. Beralamat di RT 006 RW 04 3A Kelurahan Serengseng, Kecamatan kembangan, Jakarta Barat, kamar mandi berwarna biru itu minim cahaya lampu. Hanya terdapat satu bak mandi kecil, dan satu kloset jongkok. Kendati minim cahaya lampu, dua lubang bekas tembakan masih tampak terlihat di dinding kamar mandi.
"Ini ada dua lubang. Ini bekas tembakan polisi," kata Makmun.

Kontrakan yang disinggahi Edi terdiri tiga ruangan. Satu ruang tamu, kamar tengah untuk tidur dan kamar belakang untuk mandi. Kondisi kontrakan tampak berantakan usai penggerebakan polisi sekitar pukul 04.00 WIB. Beberapa bagian bangunan kontrakan juga rusak.

Pintu kontrakan terlihat hancur, plafon ruang depan, kamar mandi dan dinding kamar mandi berlubang karena tertembus peluru. Ketua RW setempat, Marjaji menyebut, kepada dirinya sempat diperlihatkan petugas saat jenazah Edi akan dievakuasi dari kamar mandi.


"Saya sempat lihat jenazahnya pas masih di kamar mandi, disampingnya memang ada pistol, pistol kecil. Saya dikasih lihat fotonya di handpone polisi. Ditanya, sama enggak yang difoto dengan yang ditembak. Saya bilang sama karena memang sama mukanya. Di dagunya ada tahi lalat kecil," kata Marjaji. 
Komentar

Tampilkan

  • “Raja Tega” Tewas Diterjang Peluru
  • 0

Terkini

Topik Populer