Jakarta - Amerika Serikat (AS) dituding menjadi sumber terbesar serangan cyber yang wara-wiri di dunia maya. Asal serangan yang berasal dari negara adidaya itu dinilai memiliki rasio 1,6. Artinya dari 1.000 PC terdapat 1.660 percobaan serangan yang dihasilkan.
Demikian penilaian yang diungkap perusahaan sekuriti SecureWorks dalam pengamatannya selama enam bulan terakhir. Berbeda dengan AS, India justru mendapat nilai paling 'bersih' dengan rasio 0,05.
Riset ini memang tidak menghitung seluruh negara di dunia. Hanya memilih 16 negara yang dianggap memiliki penetrasi komputer yang besar.
SecureWorks melakukan perhitungan berdasarkan jumlah percobaan serangan yang dikumpulkan sejak Januari hingga Juli 2010. Data tersebut kemudian disaring berdasarkan alamat IP dan jumlah PC per negara yang diteliti.
Nah, dari data-data itulah nama AS muncul di posisi pertama. AS diprediksi memiliki 265,7 juta unit PC dan percobaan serangan sebanyak 441 juta serangan dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Dari dua angka di ataslah rasio 1,6 itu ditetapkan.
China yang selama ini dikenal sebagai sarangnya para penjahat cyber justru mendapat nilai yang 'lumayan'. Diprediksi memiliki jumlah PC 102,7 unit dan 20,6 juta percobaan serangan, Negeri Tirai Bambu itu menempati posisi ke-7 dengan rasio 0,2.
Hasil di luar dugaan justru diterima Korea Selatan, yang memiliki rasio cukup tinggi, yakni 0,8 sehingga didapuk pada posisi ke-2 di bawah AS.
Negara lain yang juga ikut masuk dalam penilaian adalah Rusia (dengan rasio 0,52), Taiwan (0,3), Kanada (0,29), Jepang (0,21), China (0,2), Spanyol (0,15), Meksiko (0,13), Italia (0,13), Inggris (0,1), Prancis (0,1), Brasil (0,08), Jerman (0,07), dan Belanda (0,05).
Jon Ramsey, CTO dari SecureWorks mengatakan, berbagai hal melatarbelakangi terjadinya percobaan serangan yang dilakukan para pelaku. Mulai dari kecepatan internet yang mereka dapatkan, peran serta ISP setempat hingga sosialisasi edukasi soal keamanan berinternet yang ada di masing-masing negara.
Demikian penilaian yang diungkap perusahaan sekuriti SecureWorks dalam pengamatannya selama enam bulan terakhir. Berbeda dengan AS, India justru mendapat nilai paling 'bersih' dengan rasio 0,05.
Riset ini memang tidak menghitung seluruh negara di dunia. Hanya memilih 16 negara yang dianggap memiliki penetrasi komputer yang besar.
SecureWorks melakukan perhitungan berdasarkan jumlah percobaan serangan yang dikumpulkan sejak Januari hingga Juli 2010. Data tersebut kemudian disaring berdasarkan alamat IP dan jumlah PC per negara yang diteliti.
Nah, dari data-data itulah nama AS muncul di posisi pertama. AS diprediksi memiliki 265,7 juta unit PC dan percobaan serangan sebanyak 441 juta serangan dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Dari dua angka di ataslah rasio 1,6 itu ditetapkan.
China yang selama ini dikenal sebagai sarangnya para penjahat cyber justru mendapat nilai yang 'lumayan'. Diprediksi memiliki jumlah PC 102,7 unit dan 20,6 juta percobaan serangan, Negeri Tirai Bambu itu menempati posisi ke-7 dengan rasio 0,2.
Hasil di luar dugaan justru diterima Korea Selatan, yang memiliki rasio cukup tinggi, yakni 0,8 sehingga didapuk pada posisi ke-2 di bawah AS.
Negara lain yang juga ikut masuk dalam penilaian adalah Rusia (dengan rasio 0,52), Taiwan (0,3), Kanada (0,29), Jepang (0,21), China (0,2), Spanyol (0,15), Meksiko (0,13), Italia (0,13), Inggris (0,1), Prancis (0,1), Brasil (0,08), Jerman (0,07), dan Belanda (0,05).
Jon Ramsey, CTO dari SecureWorks mengatakan, berbagai hal melatarbelakangi terjadinya percobaan serangan yang dilakukan para pelaku. Mulai dari kecepatan internet yang mereka dapatkan, peran serta ISP setempat hingga sosialisasi edukasi soal keamanan berinternet yang ada di masing-masing negara.