BERITA MERANTI, Jakarta — Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, kembali mencuatnya pergerakan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) karena adanya pengabaian dan pembiaran oleh negara. Menurutnya, isu NII sudah ada sejak lebih kurang 20 tahun lalu. Namun, negara tidak hadir untuk menyelesaikan masalah ini. Padahal, Majelis Ulama Indonesia telah menurunkan fatwa ini sejak dulu, tetapi pemerintah tetap tak bisa menyelesaikannya.
"MUI sudah lama sekali menurunkan fatwa maupun peringatan berdasarkan pengaduan dari banyak pihak waktu itu korban dari NII. Kebetulan saya waktu itu jadi staf MUI dan kita sampaikan kepada pemerintah. Namun, tidak ada penyelesaian yang memuaskan," ungkap Din Syamsuddin di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (28/4/2011).
Pembiaran inilah yang, menurutnya, membuat kelompok NII dengan mudah menyebar,
bahkan sampai ke sekolah menengah atas dan di perguruan tinggi. Din menilai negara tidak mampu untuk memutus mata rantai dari kelompok NII ini."Adanya isu NII sekitar 20 tahun yang lalu apabila dicari akarnya dari DI TII, maka sudah hampir 60 tahun yang lalu, tapi tidak ada penyelesaian. Tidak hanya pembiaran dan pengabaian, tetapi ketidakmampuan negara untuk mengatasi ini," imbuhnya.
Din mengisyaratkan agar masyarakat juga turut mencegah penyebaran NII ini jika memang pemerintah tampak melakukan pembiaran. Jika tidak demikian, maka isu NII justru hanya akan mendiskreditkan agama Islam yang sebenarnya tidak pernah memberikan ajaran-ajaran radikal seperti yang disebarkan NII.
Sumber : Kompas.com