BERITA MERANTI, Jombang - Menjelang ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama, sebagian siswa pergi ke dukun Cilik Ponari (12), di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
"Sejak hari Rabu (20/4/2011) lalu, banyak anak-anak SMP yang datang ke sini membawa alat tulis dan penghapus dan minta kepada anak saya Ponari agar lancar dan lulus ujian," kata Mukaromah (30), ibu Ponari, sang duku cilik kepada Kompas, hari Minggu (24/4/2011), di Jombang.
Dikatakan, alat tulis dan penghapus yang dibawa oleh siswa tersebut oleh Ponari dimasukkan ke dalam ember berisi air dan batu (aji-aji milik Ponari-red) dengan harapan lulus ujian nasional. "Mereka datang ada yang didampingi orangtuanya, namun ada yang datang bersama teman-temannya," katanya.
Mukaromah mengatakan, sebagaimana tahun ini, tahun lalu pun banyak anak-anak sekolah yang mau ujian nasional datang meminta bantuan Ponari agar lulus ujian nasional. "Ada juga dari mereka yang datang dan berterima kasih, karena lulus ujian nasional. Namun, ada juga yang tidak datang lagi," katanya.
Kamsin (35), bapak Ponari mengatakan, apa yang dilakukan oleh anak tersebut hanyalah perantara dan semuanya karena Allah, karena itu pihak kreluarga tidak mematok berapa harus membayar.
"Seikhlasnya berapa pun mereka ngasih, karena anak saya hanya membantu apa yang diminta. Seperti anak-anak sekolah yang datang kesini minta celupane Ponari, ya berapa saja kita terima," katanya.
Ponari yang sejak kesohor dengan batu aji-ajinya, tahun 2009 lalu, kini memiliki nama Muhammad Ponari Rachmatullah. Penambahan nama Rachmatullah tersebut, demikan kata Kasmin, orangtua Ponari, bukan karena keinginan keluarga, melainkan seorang kyai dari Surabaya.
"Nama aslinya Muhammad Ponari, lalu oleh Kyai Aat dari Surabaya ditambahi Rachmatullah," katanya.
Setidaknya kekondangan dukun cilik Ponari ini telah membuat kehidupan keluarganya berubah, termasuk rumah tinggalnya yang dahulu berdinding bambu, namun sejak tahun 2010 lalu sudah berubah menjadi bangunan rumah besar berdinding tembok.
"Alhamdulillah, berkah yang kami rasakan dari Allah, sekarang kami tidak lagi menjadi buruh tani, karena uang rejeki dari orang-orang yang minta kesembuhan dari Ponari, saya belikan tanah tegalan, tanah sawah dan membangun rumah," katanya.
Sri Asih Rahayu (41), buleknya Ponari secara terpisah mengatakan, anak-anak sekolah yang datang dan meminta agar lulus ujian nasional, semuanya dari wilayah Jombang. "Tidak ada yang dari luar Jombang, kecuali tamu yang minta kesembuhan," katanya.
Ponari, dukun cilik yang kini duduk dibangku kelas lima SND I Balongsari ketika ditemui enggan berbicara, hanya menganguk-anggukan kepala saat Kompas menyanyakan seputar tamu-tamu anak seklolah yang minta agar lancar dan lulus ujian nasional.
"Masih seperti dulu tidak banyak bicara, kecuali kepada orang-orang yang sudah dikenal dekat," kata Kamsin.