Usai mengandaskan Belanda 1-0 pada partai puncak PD 2010 di Soccer City Stadium, Johannesburg, Senin (12/7) dini hari kemarin, untuk pertamakalinya sepanjang sejarah, Spanyol menjadi juara Piala Dunia. Gol Andres Iniesta empat menit sebelum babak tambahan usai telah memicu kegembiraan dan perayaan di seluruh dataran Iberia. Ratusan hingga ribuan fans La Furia Roja yang menyaksikan berlangsungnya pertandingan di zona-zona suporter yang dihiasi layar raksasa, mulai menangis terharu. Tim kesayangan mereka akhirnya menjadi negara kedelapan pengoleksi gelar juara PD.
“Prestasi ini memang layak mereka raih. Mereka adalah sekelompok pemain yang sangat dekat dan akrab,” ujar Julio, seorang suporter yang ikut menyaksikan partai final dari layar raksasa di zona fans bersama ribuan suporter lainnya. “Spanyol mencoba bermain bola sedangkan Belanda hanya mencoba untuk menendang mereka (para pemain Spanyol),” lanjutnya lagi.
Lebih dari seratus ribu orang berkumpul di pusat kota Madrid untuk menyaksikan Spanyol mengandaskan Belanda dari sebuah layar raksasa. Wajah-wajah yang diwarnai dengan cat merah dan emas, serta bahu-bahu berbalutkan bendera timnas berkumpul menjadi satu di pusaran ibu kota. Ketegangan dan kerasnya pertandingan membuat emosi semakin membuncah di akhir laga. Usai kiper dan kapten Spanyol, Iker Casillas mengangkat trofi juara disaksikan ribuan mata yang berkaca-kaca, pesta perayaan pun dimulai.
Kembang api dadakan terdengar di seluruh kota Madrid, mobil-mobil yang dihiasi dengan bendera Spanyol berkeliaran hingga pagi. Tua dan muda bergabung dalam pesta. Anak-anak nampak kagum sementara pria dan wanita dewasa kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan kebahagian mereka.
“Kami telah menunggu selama bertahun-tahun untuk momen seperti ini (Spanyol juara di Piala Dunia),” ujar seorang fans bernama Miguel dengan suara serak. “Mereka adalah tim terbaik dan layak mendapatkannya. Iniesta adalah man of the match,” lanjutnya lagi merujuk kepada satu-satu gol yang tercipta dari sepakan Iniesta.
Di tengah perayaan gila-gilaan di ibukota Spanyol, Anoushka, seorang suporter Belanda dalam balutan pakaian warna kuning mengungkapkan, “Saya tidak suka cara bermain Belanda kali ini, Spanyol layak juara,” ujar Anoushka.
Suka atau tidak suka Spanyol memang juaranya. Dan ini baru perayaan pertama. Casillas dkk akan tiba di Madrid Senin ini. Parade bus dengan atap terbuka telah disiapkan untuk mereka. Anak-anak asuh Del Bosque akan diarak keliling kota Madrid layaknya para pahlawan. Pesta kemenangan akan kembali digelar. Kembang api yang lebih spektakuler. Viva Espana. La Furia Roja juara.
“Prestasi ini memang layak mereka raih. Mereka adalah sekelompok pemain yang sangat dekat dan akrab,” ujar Julio, seorang suporter yang ikut menyaksikan partai final dari layar raksasa di zona fans bersama ribuan suporter lainnya. “Spanyol mencoba bermain bola sedangkan Belanda hanya mencoba untuk menendang mereka (para pemain Spanyol),” lanjutnya lagi.
Lebih dari seratus ribu orang berkumpul di pusat kota Madrid untuk menyaksikan Spanyol mengandaskan Belanda dari sebuah layar raksasa. Wajah-wajah yang diwarnai dengan cat merah dan emas, serta bahu-bahu berbalutkan bendera timnas berkumpul menjadi satu di pusaran ibu kota. Ketegangan dan kerasnya pertandingan membuat emosi semakin membuncah di akhir laga. Usai kiper dan kapten Spanyol, Iker Casillas mengangkat trofi juara disaksikan ribuan mata yang berkaca-kaca, pesta perayaan pun dimulai.
Kembang api dadakan terdengar di seluruh kota Madrid, mobil-mobil yang dihiasi dengan bendera Spanyol berkeliaran hingga pagi. Tua dan muda bergabung dalam pesta. Anak-anak nampak kagum sementara pria dan wanita dewasa kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan kebahagian mereka.
“Kami telah menunggu selama bertahun-tahun untuk momen seperti ini (Spanyol juara di Piala Dunia),” ujar seorang fans bernama Miguel dengan suara serak. “Mereka adalah tim terbaik dan layak mendapatkannya. Iniesta adalah man of the match,” lanjutnya lagi merujuk kepada satu-satu gol yang tercipta dari sepakan Iniesta.
Di tengah perayaan gila-gilaan di ibukota Spanyol, Anoushka, seorang suporter Belanda dalam balutan pakaian warna kuning mengungkapkan, “Saya tidak suka cara bermain Belanda kali ini, Spanyol layak juara,” ujar Anoushka.
Suka atau tidak suka Spanyol memang juaranya. Dan ini baru perayaan pertama. Casillas dkk akan tiba di Madrid Senin ini. Parade bus dengan atap terbuka telah disiapkan untuk mereka. Anak-anak asuh Del Bosque akan diarak keliling kota Madrid layaknya para pahlawan. Pesta kemenangan akan kembali digelar. Kembang api yang lebih spektakuler. Viva Espana. La Furia Roja juara.